Kamis, 06 Juli 2017

POHON KARIR

Nama : Ummu Nabilah
Kelas : 2A
NIM : 1601015013


Pohon Karir merupakan media bimbingan dan konseling untuk memudahkan konseli dalam memahami prospek karier setiap kelompok peminatan.
Tujuan dari penggunaan media pohon karir dalam layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk menarik minat siswa membahas topik “menumbuhkan motivasi belajar” dan para siswa diharapkan memiliki gambaran-gambaran harapan untuk masa depannya.
Salah satu cara membuat gerakan optimis meraih cita-cita adalah dengan membuat Pohon Karir yaitu pohon  buatan yang ditempel dengan kertas warna yang bertuliskan cita-cita. Bahan dasar pembuatan pohon adalah:
  • Batang tanaman yang sudah dibersihkan daunnya dan yang memiliki banyak cabang.
  • Pot atau wadah untuk menaman batang tanaman
  • karton berwarna hijau dan Merah atau warna lainnya
  • Double tape atau alat perekat lainnya
  • Spidol/ Bolpoint
Cara membuatnya sangatlah gampang batang tanaman yang sudah dibersihkan ditanam dalam Pot lalu potonglah  karton berwarna hijau menyerupai daun dan karton berwarna merah menyerupai bunga. Setiap siswa menuliskan nama dan cita-citanya di karton yang berbentuk daun lalu menempelkannya di batang yang ditanam.
Ketika seluruh siswa-siswi sudah menempelkan dan sudah menyerupai pohon maka jadilah pohon karir yang selalu mengingatkan cita-cita mereka. Tanamkan juga tentang filosofi merawat tanaman yaitu menyiram dan selalu memupuknya agar tetap tumbuh tinggi. begitu juga dengan pohon karir yang dibuat yaitu selalu mengingatkan untuk menyiramnya dengan Doa dan memupuknya dengan Usaha dan belajar  agar  harapan cita-cita dapat terwujud. Disarankan untuk menempelkan pohon karir yaitu pada saat siswa-siswi berkumpul semua di lapangan hal ini ditujukan agar mereka saling mendoakan satu sama lain.
 Ini adalah contoh pohon karir :




Hasil gambar untuk pohon harapan

Selasa, 04 Juli 2017

PAPAN BIMBINGAN


A. Pengertian Papan Bimbingan
Papan bimbingan merupakan salah satu media yang efektif bagi perubahan perilaku siswa. Papan bimbingan adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi.
Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang memungkinkan peserta didik (konseli) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) melalui kegiatan tatap muka di kelas secara klasikal. Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagi pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembagkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan.
Layanan informasi dalam bimbingan konseling amatlah penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu pencapaian perkembangan siswa, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya. Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya.  Melalui layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi, yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa itu sendiri. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya.
Materi informasi yang diberikan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan siswa, sehingga benar-benar dapat dirasakan lebih bermanfaat dan memiliki makna. Pemilihan dan penentuan jenis materi informasi yang tidak didasarkan kepada kebutuhan dan masalah siswa akan cenderung tidak memiliki daya tarik, sehingga siswa akan menjadi kurang partisipatif dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan layanan, dalam era informasi dewasa ini sesungguhnya kemudahan untuk memperoleh informasi sangat terbuka, baik melalui media cetak atau eleltronik. Terutama setelah adanya kemajuan yang menakjubkan dalam bidang teknologi komputer multi media, maka dengan mudah dan dalam waktu relatif singkat kita dapat mengakses ribuan bahkan jutaan jenis informasi melalui internet. Oleh karena itu sebagai seorang guru pembimbing dituntut untuk belajar menguasai teknologi internet, agar bisa menjelajah situs-situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan informasi pribadi, sosial, belajar dan karier. Disamping konselor dituntut untuk banyak memahami berbagai informasi yang akan dibutuhkan siswa, juga seyogyanya dapat menguasai berbagai teknik penyampaiannya secara variatif dan menyenangkan. Oleh karena itu agar semua layanan informasi dapat tercakup diperlukan media yang dapat membantu dan meningkatkan kinerja konselor sekolah, yaitu dengan “media papan bimbingan”.
Menyelenggarakan bimbingan yang bersifat preventif salah satunya dapat ditempuh dengan mengadakan papan bimbingan, Bimo Walgito, (1969:38).  Papan bimbingan adalah media bimbingan yang memuat informasi-informasi siswa serta materi-materi yang mengandung unsur bimbingan yang menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar maupun karier.
Dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah (2000:91) dinyatakan bahwa papan bimbingan adalah papan yang memuat hal-hal yang perlu diketahui oleh siswa, sehingga papan bimbingan tersebut memuat informasi-informasi siswa serta materi-materi yang mengandung unsur bimbingan. Selain itu, dapat juga di dalamnya sebagai tempat menempelkan pengumuman, karikatur, gambar-gambar dan sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan bimbingan.
Mengenai beberapa hal tentang papan bimbingan, menurut Bimo Walgito (2004:183) menjelaskan bahwa penyelenggaraan Papan Bimbingan merupakan salah satu aspek kegiatan untuk merealisasikan bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan tujuan dari layanan informasi bahwa tujuan layanan informasi adalah membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat (Prayitno, 1997:76), maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukkan papan bimbingan adalah memberikan informasi yang jelas untuk membekali individu (siswa) dalam hidupnya.
Mendukung pernyataan di atas, Dewa Ketut Sukardi (2002:44) menjelaskan bahwa layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik. Dalam hal ini, tujuan dari layanan informasi ini selain peserta didik juga kepada orang tua agar menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Papan bimbingan adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi.
Papan bimbingan merupakan media bimbingan dan konseling yang sangat murah, mudah pengadaannya, sangat efektif dilihat banyak siswa, tidak memerlukan perawatan khusus, dan sangat familier bagi guru, konselor, maupun siswa. Papan bimbingan merupakan media untuk memberikan informasi, imbauan, tempat menuangkan kreativitas, gagasan dan ide bagi siswa dan semua warga sekolah selama hal tersebut demi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Papan bimbingan ini seringkali menjadi tempat semua siswa mendapatkan dan bahkan mencari informasi berkaitan dengan informasi belajar, karir/peluang kerja, dan studi lanjut, bahkan pencerahan spiritual untuk meningkatkan kadar keimanan dan pendidikan moral/akhlak mulia siswa.
Dalam papan bimbingan tersebut ditempelkan berbagai informasi bimbingan dengan berbagai bentuk, seperti : artikel, poster, buletin, karikatur, gambar-gambar, tips-tips, tulisan-tulisan misalnya peringatan-peringatan, kata-kata mutiara, semboyan dan sebagainya. Di samping itu dapat pula berupa potongan-potongan majalah atau surat kabar serta brosur-brosur lainnya yang mempunyai atau mengandung unsur bimbingan. Adapun papan bimbingan tersebut hendaknya diletakkan/ditempel/digantung pada tempat yang mudah dijangkau oleh semua siswa, memiliki keleluasaan yang bisa memungkinkan siswa membaca dengan rileks serta pencahayaan yang cukup agar tidak mengganggu siswa pada saat membaca, sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses dan memahami hal-hal yang perlu diketahui.
Mengingat begitu pentingnya papan bimbingan bagi siswa maka menuntut para guru pembimbing/konselor untuk senantiasa menyajikan informasi yang up to date, dipajang dengan menarik, menggunakan bahasa lugas tetapi mengenai sasaran. Guru pembimbing/konselor mempersilakan siswa untuk memberikan informasi seluas-luasnya selama itu berguna bagi perkembangan dan membuka wawasan siswa lainnya yang sebelumnya melalui bimbingan/seizing guru pembimbing/konselor. Jadi tidak selamanya guru pembimbing/konselor sekolah sibuk dan repot mencari data/informasi sendiri dan selanjutnya ditempel pada papan bimbingan, namun disadari bahwa siswa juga memiliki kemampuan luar biasa mencari informasi penting melalui internet yang dapat disebarluaskan kepada teman-temannya di sekolah melalui papan bimbingan.  Dengan demikian fungsi guru pembimbing/konselor ialah memotivasi siswa memanfaatkan semaksimal mungkin papan bimbingan baik untuk menerima informasi maupun memberikan sumbangan informasi pada bidang belajar, pribadi, sosial, karir, maupun kehidupan berkeagamaan/akhlak mulia.
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa papan bimbingan merupakan media informasi BK yang didalamnya terdapat informasi bimbingan yang dapat membantu siswa dalam belajar ataupun dalam membantu memecahkan masalah sehari-hari serta informasi sekolah yang harus diketahui siswa dan ditampilkan dalam bentuk yang menarik, sehingga siswa tertarik untuk membacanya. Papan Bimbingan ini bertujuan agar membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Selain itu, berdasarkan isi materi-materi yang disampaikan dalam papan bimbingan, maka papan bimbingan tidak disamakan dengan papan pengumuman ataupun majalah dinding. Hal ini dikarenakan, materi yang disampaikan dalam papan bimbingan dapat berisi tentang informasi yang dapat membantu siswa dalam hidupnya, seperti informasi kelanjutan studi atau informasi bimbingan belajar maupun bidang sosial.

B.  Manfaat Papan Bimbingan
Manfaat Media Papan Bimbingan. Secara umum media mempunyai kegunaan, diantaranya:
1.        Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2.        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3.        Menimbulkan gairah siswa, interaksi lebih langsung antara siswa dengan guru bimbingan dan konseling (guru BK).
4.        Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik.
5.        Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan.
6.        Meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap materi layanan bimbingan dan konseling.
7.        Dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik.
8.        Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
9.        Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.

C.  Kelebihan dan Kelemahan Media Papan Bimbingan
1.      Kelebihan
a.    Pembuatannya mudah dan biaya murah.
b.    Bisa menarik perhatian siswa.
2.      Kelemahan
a.    Membutuhkan ketrampilan dalam pembuatannnya
b.    Penyajian pesan hanya unsur visual saja (yang dapat dilihat).

D.  Cara Pembuatan Papan Bimbingan
Mengenai syarat-syarat bentuk Papan Bimbingan, Rinda (2009) mengutip Widodo menjelaskan bahwa:
1.        Ukuran papan bimbingan tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil
2.        Ukuran hurufnya jangan terlalu kecil agar mudah dibaca
3.        Papan Bimbingan harus menarik
4.        Alas untuk papan bimbingan dapat menggunakan triplek atau steroform.
5.        Agar menarik, perlu dicat dengan warna dan diberi bingkai agar terlihat rapi.
6.        Berilah judul yang menarik dengan warna dan ukuran yang besar agar terlihat dengan jelas.
7.    Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun objek, buku, poster, lem, paku payung, gunting dan lain-lain.
8.        Gunakan gradasi warna agar lebih menarik siswa untuk melihat.
9.    Gunakan penyajian dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, bukan bahasa guru maupun bahasa yang terlalu formal.
10.    Tempelkan materi dalam papan bimbingan sesuai dengan fungsinya.










Senin, 15 Mei 2017

Peranan Agama dalam Pendidikan

Peranan Agama dalam Pendidikan

a.       Konsep Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan adalah upaya mengarahkan perkembangan kepribadian (aspek psikologik dan psikofisik) manusia sesuai dengan hakekatnya agar menjadi insan kamil, dalam rangka mencapai tujuan akhir kehidupannya, yaitu kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.[1]
b.      Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan tujuan perantara hidup. Artinya dengan mencapai tujuan pendidikan diharapkan manusia kemudian bisa mencapai tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia sendiri, menurut hakekatnya, adalah mencapai kebahagian hidup didunia dan diakhirat, seperti tercermin dalam doa setiap manusia (yang beriman) sebagai berikut:
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S.Al-Baqarah, 2:201).[2]
c.       Ranah (lingkup obyek pendidikan)
Sasaran atau obyek pendidikan itu adalah aspek kepribadian atau aspek psikologik dan aspek psikofisik (psikomotorik) manusia. Dalam bahasa sehari-hari yang dijadikan sasaran pendidikan adalah perkembangan daya cipta, rasa, dan karsa manusia. Dalam bahasa kependidikan populer dewasa ini yang menjadi obyek sasaran pendidikan adalah kemampuan intelektual (kognitif), rasa/sikap (afektif), dan keterampilan psikofisik (psikomotorik). Dalam istilah populer dikalangan Depdikbud yang menjadi ssaran  gagapan pendidikan adalah ketakwaan, kecerdasan, budi pekerti dan keterampialan, semua ini untuk mudahnya disebut dengan kepribadian, jadi kepribadian bukan dalam arti kebudipekertian saja,
melainkan untuk menyebut aspek yang bukan jasmaniah pada diri manusia.[3]
1.      Ketakwaan (rasa keagamaan)
2.      Kecerdasan (intelektual)
3.      Rasa dan sikap/budi pekerti
4.      Keterampilan
d.      Hukum dan Masa Pendidikan
Pendidikan tidak pernah berhenti, senantiasa berjalan, setidak-tidaknya pendidikan dan oleh untuk diri sendiri (belajar).
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (H.R.IbnuMajah)
Dalam hadis ini tidak ditegaskan secara jelas batasan umur yang dimaksud dengan muslim dan muslimat itu.[4]
e.       Pendidikan dan Wahana Pendidikan
Pada dasarnya setiap orang harus menjadi pendidik, sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pendidik tidak harus diasosiasikan sama dengan pengajar dilembaga pendidikan formal. Orangtua, sangat bahkan, menjadi pendidik pertama dan utama. Keluarga merupakan wahana pendidikan pertama dan utama oleh islam sangat diperhatikan. Wahana atau tempat berlangsungnya pendidikan bukan Cuma dilingkungan keluarga . sejalan dengan perkembangan anak, dan sejalan dengan semakin luasnya ruang gerak hubungan anak, semakin bertambah luas pulalah ajang anak belajar dan memperoleh pendidikan. Faktor teman bermain akhirnya menjadi titik perhatian dalam pendidikan.[5]
Pendidikan, dalam perkembangan zaman dewasa ini, dapat diperoleh seseorang dari lembaga pendidikan formal dan nonformal. Jadi, selain pendidikan informal seperti yang telah disebutkan dimuka, seseorang dapat memperoleh pendidikan dari lembaga pendidikan yang formal (sekolah) dan yang nonformal (lembaga latihan dsb).[6]
f.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan
1.      Faktor dari dalam diri individu yang belajar
·         Kecerdasan, yaitu kemampuan untuk memahami dan menghadapi situasi dan kondisi sekitar dengan cepat
·         Bakat, yaitu potensi atau kemampuan terpendam yang sangat menonjol di dalam bidang tertentu
·         Minat, yaitu keinginan, kemauan, kehendak atau hasrat yang kuat terhadap sesuatu
·         Perhatian, yaitu dorongan, untuk mencurahkan daya kemampuan pengamatan (observasi) dengan panca indera terhadap sesuatu
·         Keadaan mental (psikis), yakni keadaan senang,sedih,gembira, duka, emosi, dsb
·         Keadaan fisik[7]
2.      Faktor dari luar individu diri individu yang belajar
·         Bahan atau materi yang dipelajari
·         Situasi dan kondisi lingkungan fisik
·         Situasi dan kondisi lingkungan sosial
·         Sistem pendidikan atau pengajaran[8]

a.       Psikologi pada Masa Filsafat Islam
Filsafat muslim sebagaimana sejarah muslim pada umumnya telah melewati lima tahap yang berlainan. Tahap pertama berlangsung dari abad ke-1 H/7 M hingga jatuhnya Baghdad. Tahap kedua adalah tahap keguncangan selama setengah abad. Tahap ketiga merentang dari awal abad ke-4 H/14 M. Tahap keempat merupakan tahap paling menyedihkan, berlangsung selama satu setengah abad, inilah zaman kegelapan Islam. Tahap kelima bermula pada pertengahan abad ke-13 H/19 M yang merupakan periode renaisans modern. Dengan demikian sejarah filsafat islam mengalami pasang surut. Tokoh-tokoh muslim diantaranya:[9]
·         Al-Kindi
·         Ibnu Bajjah
·         Suhrawardi al-Magful
·         Nasir Al-Din Tusi[10]
b.      Psikologi Sosial
Tempat berlangsungnya pendidikan bukan Cuma dilingkungan keluarga. Sejalan dengan perkembangan anak, dan sejalan dengan semakin luasnya ruang gerak hubungan anak, semakin bertambah luas pulalah ajang anak belajar dan memperoleh pendidikan. Faktor teman bermain akhirnya menjadi titik perhatian dalam pendidikan.[11]
Maka dari itu interaksi sangat penting dalam islam, interaksi sosial yang didasari dengan kasih sayang atau silaturahmi merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan, sebaliknya memutuskannya sebagai sesuatu yang dilarang. Muhammad saw. Pernah bersabda bahwa orang yang memutus pertemanan tidak akan masuk surga dan termasuk orang yang paling dibenci disisi Allah swt. Di lain kesempatan, beliau pun pernah bersabda bahwa rahmat itu tidak akan diturunkan pada suatu bangsa yang didalamnya asa orang yang suka memutuskan tali silaturahmi, dan pintu langit pun  tertutup bagi mereka.
“Sesungguhnya Rasulullah saw. Pernah bersabda janganlah kalian saling marah, janganlah kalian saling bermusuhan, janganlah kalian saling dengki dan jadilah hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.” (Riwayat Ahmad)
Untuk mencapai interaksi sosial yang harmonis dan didasari dengan kasih sayang bukanlah sesuatu yang mudah. Menyatunya dua orang atau lebih dengan latar belakang yang beragam menyimpan potensi konflik yang cukup terbuka.[12]
c.       Problem-problem Pendidik dan Perlunya Bimbingan Konseling Pendidikan Islami
·         Individu tidak terampil mengerjakan sesuatu yang seharusnya bisa dilakukannya setelah mempelajarinya
·         Individu tidak juga bisa memahami pokok bahasan (materi pelajaran) tertentu kendati telah dicoba mempelajarinya sekuat tenaga
·         Individu segan atau malas untuk mempelajari bahan pelajaran tertentu[13]
·         Individu sulit menyelesaikan tugas-tugas sekolah karena dirumah terlampau banyak pekerjaan yang juga harus diselesaikan
·         Individu bekali-kali gagal menguasai pelajaran yang harus dipelajarinya sesuai dengan target yang seharusnya
d.      Pengertian Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islami
Bimbingan pendidikan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar kegiatan belajar atau pendidikannya senantiasa selaras dengan tujuan pendidikan islami, yaitu menjadi insan kamil sebagai sarana mencapai kebahagian hidup didunia dan diakhirat. Konseling pendidikan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu mengatasi segala hambatan dalam kegiatan belajar atau pendidikannya, dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengikuti ketentuan dan petunjuk Allah, agar menjadi insan kamil, sebagai sarana mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.[14]
e.       Tujuan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islami
·         Membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan kegiatan belajar/pendidikannya
·         Membantu individu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar/pendidikan
·         Membantu individu memelihara situasi dan kondisi kegiatan belajar/pendidikannya agar tetap baik dan mengembangkannya agar tetap baik dan mengembangkannya agar jauh lebih baik[15]
f.       Asas-asas Bimbingan Konseling Pendidikan Islami
·         Asas kebahagiaan dunia dan akhirat
·         Asas kewajiban menuntut ilmu
·         Asas pendidikan seumur hidup
·         Asas manfaat pendidikan
·         Asas kesesuaian dengan keadaan diri
·         Asas produktivitas[16]






[1] Aunur Rahim Faqih, 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jogjakarta: UII Press, hlm. 96, cet II
[2] Ibid, hlm. 97
[3] Ibid, hlm. 98
[4] Ibid, hlm. 102
[5] Ibid, hlm. 103
[6] Ibid, hlm. 104
[7] Ibid, hlm. 105
[8] Ibid, hlm. 106
[9] Abdul Rahman Shaleh, 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media, hlm. 13, cet. I

[10] Ibid, hlm. 14
[11] Aunur Rahim Faqih, Loc.cit
[12] Agus Abdul Rahman, 2014. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 2, cet II
[13] Aunur Rahim Faqih, Op.cit, hlm. 107
[14] Ibid, hlm. 108
[15] Ibid, hlm. 109
[16] Ibid, hlm. 110